Mengupas Kebijakan K3 Perusahaan dan Praktiknya

Dalam pelaksanaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3), perusahaan membutuhkan prosedur pelaksanaan K3 agar bisa berjalan dengan baik. Kebijakan K3 perusahaan adalah proses yang ada dalam perusahaan terkait dengan risiko kerja dan juga keselamatannya. Dengan menjalankan kebijakan K3 tersebut, perusahaan akan lebih mudah melakukan penilaian risiko kerja. 

Evaluasi risiko kerja ini akan membawa banyak manfaat untuk perusahaan. Lebih dari itu, memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap karyawan selama mereka menjalankan pekerjaannya. Dalam pelaksanaan prosedur K3, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Salah satunya adalah risiko cedera maupun sakit akibat bekerja.

Selain risiko yang berasal dari sumber daya manusia, ada juga risiko yang disebabkan oleh lingkungan sekitar, termasuk kerusakan alat kerja.  Dengan adanya prosedur K3 ini, karyawan akan mendapatkan haknya sebagai pekerja dengan baik. 

Mengapa Kebijakan K3 Perusahaan itu penting?

Dalam bekerja, tentu ada potensi kecelakaan kerja yang membahayakan keselamatan dan kesehatan pekerja. Risiko kecelakaan itupun muncul tanpa bisa kita duga. Oleh karena itu, pentingnya kebjiakan K3 untuk mengurangi dan meminimalisir kecelakaan selama bekerja.

Selain itu, prosedur K3 juga mempunyai manfaat sebagai berikut:

  • Memberikan jaminan keamanan kepada para pekerja ketika menjalankan pekerjaan di perusahaan. 
  • Menciptakan keuntungan, khususnya bagi perusahaan karena mereka tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk memberikan kompensasi kepada karyawan yang mengalami cedera atau sakit saat bekerja. 
  • Mempermudah tugas perusahaan agar bisa berjalan dengan efektif dan efisien. 

Baca juga: Sistem Manajemen K3 Pada Proyek Konstruksi

Dasar Hukum Kebijakan K3 Perusahaan

Prosedur K3 sudah ada sejak zaman dulu. Bahkan, ada yang mengklaim bahwa penerapan aturan K3 ini sudah ada sejak zaman Hindia Belanda. Pada saat itu, prosedur keselamatan dan kesehatan kerja mempunyai nama Veiligheids Reglement

Namun, setelah kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, peraturan mengenai prosedur K3 tersebut diganti dengan peraturan yang baru. Dasar hukum yang mengatur tentang kebijakan K3 ini tertuang dalam Undang-undang Keselamatan Kerja No. 1 Tahun 1970.  

Dalam peraturan perundang-undangan tersebut, ada penjabaran terkait dengan perusahaan atau pabrik mana saja yang wajib mengikuti prosedur K3. Bahkan, berdasarkan peraturan terbaru, hampir semua perusahaan dari berbagai sektor wajib dan harus menerapkan prosedur K3. 

Tentu saja, adanya payung hukum mengenai aturan K3 ini akan menguntung perusahaan maupun karyawan. Para karyawan akan mempunyai rasa aman dan nyaman selama bekerja karena sudah mendapatkan perlindungan atas keselamatan dan kesehatan. 

Perusahaan juga mendapatkan keuntungan jika angka kecelakaan kerja menurun di tempat kerja. Dengan demikian, suasana kerja pun menjadi kondusif dan aman yang akan berimbas pada produktivitas perusahaan.

Produktivitas perusahaan yang meningkat itu juga akan mempengaruhi pada kesejahteraan karyawan. Jadi penerapan prosedur K3 ini memang memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak baik bagi perusahaan maupun bagi pekerja. 

Lingkungan pekerjaan juga akan lebih kondusif dan terarah. Hal tersebut karena segala sesuatu sudah berjalan sesuai dengan sebagaimana mestinya. 

Untuk Siapa Kebijakan K3 Perusahaan? 

Berdasarkan pada peraturan perundang-undangan mengenai K3, perlindungan K3 ini berlaku untuk semua karyawan yang terlibat pada pekerjaan yang melekat, baik di darat, di laut, dan di udara. 

Dengan kata lain, para pekerja mendapatkan hak dan kewajiban selama mereka menjalankan tugasnya. Perusahaan melalui pengurus K3 juga harus terlibat dalam pengawasan keselamatan kerja. Selain itu, pengurus juga bertanggung jawab jalannya sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dari pencegahan sampai penanganan.

Itulah mengapa banyak lembaga yang menawarkan pelatihan K3 kepada perusahaan. Hal tersebut untuk menciptakan ahli K3 di setiap perusahaan. Adanya ahli K3 tersebut akan menjadi pioner dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. 

Penerapan Prosedur K3 di Perkantoran 

Penerapan prosedur K3 di perkantoran mungkin akan berbeda dengan sektor lainnya. Namun, sejatinya pelaksanaannya sama yakni mengendalikan risiko yang terjadi saat bekerja atau di lingkungan kerja. Penerapan prosedur tersebut diharapkan bisa menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, aman, efektif dan efisien.

Sebagian besar kebijakan K3 di perkantoran terdiri dari:

  1. Pembuatan rencana K3
  2. Pelaksanaan atas rencana yang telah perusahaan rancang
  3. Memantau kegiatan K3
  4. Meninjau dan meningkatkan kinerja perusahaan 
  5. Membina dan mengawasi kinerja
  6. Evaluasi pelaksanaan kegiatan K3

Dalam penerapan prosedur tersebut harus melibatkan semua pihak, termasuk pengelola K3, karyawan, tamu, masyarakat sekitar hingga pemilik perusahaan. Semuanya harus menjalankan prosedur K3 yang sudah menjadi ketetapan perusahaan. 

Penerapan Prosedur K3 di Industri Manufaktur 

Berbeda dengan sektor perkantoran, penerapan strategi K3 di industri manufaktur diatur lebih detail. Hal tersebut dilakukan mengingat industri manufaktur mempunyai risiko besar akan terjadinya kecelakaan kerja. 

Prosedur K3 di sektor industri umumnya juga sudah menjadi bagian dari sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3). Sistem tersebut memang harus memberikan jaminan dan perlindungan terhadap semua risiko kecelakaan kerja yang bisa terjadi. 

Salah satu contoh penerapan prosedur K3 dalam industri manufaktur adalah penggunaan alat pelindung diri (APD) secara benar saat bekerja. Ada banyak APD yang harus digunakan oleh pekerja sesuai dengan kegunaan masing-masing. 

Untuk lebih jelasnya, berikut daftar APD dan kegunaannya.

  • Helm merupakan pelindung kepala dari potensi bahaya yang terjadi di lingkungan kerja. Dengan adanya helm tersebut akan meminimalisir cedera atau sakit akibat benturan dengan benda keras. 
  • Safety belt juga memberikan perlindungan kepada pekerjaan saat mengoperasikan alat berat, truk, bego, dan alat yang lainnya. 
  • Sepatu boot melindungi kaki  saat bekerja, khususnya di tempat yang becek maupun berlumpur. Sepatu tersebut juga bermanfaat melindungi diri dari cairan kimia, panas hingga benda-benda tajam.
  • Safety shoes juga memberikan perlindungan pada kaki. Sepatu yang terbuat dari bahan kulit dan metal ini berfungsi meminimalisir kecelakaan fatal pada area kaki yang disebabkan oleh cairan kimia, benda panas serta benda tajam. 
  • Sarung tangan melindungi tangan saat bekerja. Ada beberapa jenis sarung tangan dengan bahan material yang berbeda-beda. Sarung tangan tersebut sesuai dengan kegunaannya masing-masing. 
  • Ear plug berperan penting melindungi telinga saat bekerja. Terlebih saat Anda bekerja di lingkungan yang bising, maka alat ini sangat berguna untuk melindungi organ pendengaran Anda. 
  • Kacamata pengaman melindungi mata, khususnya saat Anda melakukan pekerjaan seperti mengelas. Dengan menggunakan kacamata tersebut, organ penglihatan Anda akan terlindungi. 
  • Masker berfungsi menyaring udara saat Anda bekerja di tempat yang berdebu atau kualitas udara yang kurang baik. 
  • Face shield juga mempunyai peranan penting untuk melindungi diri Anda saat bekerja.
  • Jasa hujan melindungi diri dari percikan maupun guyuran air. 

Baca juga: 20 Fungsi K3 dan manfaatnya

Penutup

Kebijakan K3 perusahaan menjadi bagian penting dalam perusahaan. Hampir semua sektor usaha wajib menerapkan prosedur tersebut. Dengan penerapan yang baik, itu akan memberikan keuntungan baik bagi perusahaan maupun bagi karyawan. Penerapan prosedur K3 dengan tepat akan memberikan perlindungan dan jaminan kepada pekerja sehingga mereka merasa aman dan kondusif. Tentu saja itu akan berpengaruh pada produktivitas perusahaan. 

Leave a Comment